Profesor Eko Budihardjo: Label Sekolah Favorit Perlu Dihilangkan


Label sekolah favorit perlu dihilangkan karena hanya akan berpotensi menambah kesenjangan kualitas pendidikan antar sekolah. Pernyataan ini (pernah) disampaikan oleh Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc (Almarhum), Pakar Pendidikan dari UNDIP (Universitas Diponegoro) Semarang yang dikutip oleh banyak media massa, 3 tahun silam, dan sekarang mulai dimunculkan kembali dalam pembicaraan-pembicaraan informal beberapa kalangan terbatas. (Salah satu media yang mengutip pernyataan di atas adalah portal berita AntaraNews: “Hilangkan Label Sekolah Favorit”

Dikatakannya lebih lanjut, label favorit pada sekolah-sekolah tertentu berefek menarik perhatian siswa-siswi unggul di suatu sekolah untuk masuk ke sekolah favorit tersebut. Sementara sekolah yang tidak ada label favoritnya hanya akan kebagian siswa-siswi yang tidak bisa bersaing di sekolah favorit. Ini artinya, menurut tokoh yang juga Budayawan tersebut, sekolah yang ada label favoritnya mendapat input peserta didik unggul, sementara input siswa di sekolah yang tidak memiliki label favorit akan cenderung biasa-biasa saja. Kalau ini dibiarkan, lanjut Alumni Arsitektur UGM 1969 itu, maka kualitas pendidikan di sekolah berlabel favorit akan semakin meningkat, sementara di sekolah yang tidak berlabel favorit akan semakin menurun. Ini yang kemudian berpotensi membuat kesenjangan kualitas pendidikan antar sekolah akan semakin besar. Demikian pendapat Profesor Budihardjo (Alm).

Tak Perlu Dihilangkan

Sah-sah saja saya kira jika setiap orang memiliki pendapat tentang sesuatu, sama ataupun tidak sama. Saya pribadi memiliki pendapat yang berbeda dengan pemikiran di atas. Substansi pokok dari Label favorit pada sekolah tertentu saya kira adalah bagian dari bentuk pengakuan tidak tertulis dari publik tentang kualitas (atau persepsi kualitas) sebuah sekolah. Pengakuan publik itu, saya yakin tidak serta merta muncul begitu saja tanpa dukungan fakta-fakta aktual, atau informasi-informasi relevan yang menunjukan prestasi sekolah dimaksud. Ini artinya, satu-satunya cara untuk menghapus label sekolah favorit, jika memang ingin menghapusnya begitu, adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga sekolah tersebut tidak memiliki prestasi akademik, atau prestasi-prestasi gemilang di bidang lainnya yang relevan dan bisa dibanggakan.

Hal paling mendasar yang perlu digarisbawahi adalah, publik jangan coba-coba berpikir bahwa sekolah-sekolah yang tidak berlabel sekolah favorit adalah sekolah yang tidak bermutu. Ini tidak benar! Saya sangat tidak setuju jika dikatakan demikian! Sekolah-sekolah yang memiliki label sekolah favorit, tidak pernah serta merta menjadi favorit begitu saja sejak awal berdirinya. Label itu lahir setelah melewati proses yang kompleks dengan penuh dinamika tentu saja. Oleh karena itu, di kemudian hari sangat terbuka lebar kemungkinan muncul label sekolah favorit baru dari deretan sekolah-sekolah yang sebelumnya tidak memiliki label tersebut.

Biarkan Menancap, Melebar atau Minimal Berpindah-Pindah

Yang ingin saya katakan adalah, bahwa kesenjangan kualitas pendidikan antar sekolah jika ingin dihapuskan maka cara terbaik untuk melakukannya adalah BUKAN menghilangkan label sekolah favorit. Tidak ada yang salah dengan label. Biarkan label favorit itu menancap, meluas, dan atau minimal muncul silih berganti pada sekolah-sekolah yang ada, sebagai salah satu cambuk atau motivator bagi semua sekolah untuk berprestasi lebih dari yang lainnya. Kesenjangan pendidikan antar sekolah, jika ingin dihilangkan, maka metode terbaik untuk menghilangkannya adalah mengondisikan semua sekolah yang ada memiliki standard fasilitas, sarana prasarana, jumlah dan kompetensi guru yang memadai sekaligus terdistribusi merata. Ini salah satu tugas suci pemerintah (pusat maupun daerah), yang juga perlu dukungan penuh dunia usaha dan publik secara keseluruhan.

Bagaimanapun, saya kira semua sekolah berpotensi favorit! Saya bangga dan bersyukur pernah bersekolah di TK, SD, SMP dan SMA yang kala itu tidak pernah diberitakan sedikitpun oleh media sebagai sekolah berlabel favorit, tapi toh bisa juga melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yang berlabel favorit. Alhamdulillah. Rahasianya saya kira adalah tersimpan dalam salah satu ayat ini: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu” (QS. At-Taubah: 105).

Kepada seluruh generasi usia sekolah saya berpesan: jika berhasil masuk di sekolah favorit, bersykurlah, dan… wujudkan ikhtiar maksimal untuk mempertahankan reputasi baik institusi tersebut. Di sisi lain, jika berhasil masuk di sekolah yang tidak(atau belum) favorit, juga bersyukurlah, dan … hidupkan tekad dan semangat yang membara untuk mengantarkan sekolah tersebut menjadi favorit, cepat atau lambat. Dengan kodrat dan iradat-Nya, KITA BISA JIKA KITA BERPIKIR BISA. Terbukti !!!

Last but not least, ‘ala kulli hal, saya pernah berkelakar dengan salah satu putri saya, bahwa pada akhirnya yang paling penting itu sesungguhnya bukan soal kita masuk sekolah favorit atau tidak. Yang paling penting pada akhirnya adalah apakah kita masuk SURGA atau tidak. Wallahua’lam.

Title: Profesor Eko Budihardjo: Label Sekolah Favorit Perlu Dihilangkan
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Writed by La Ode Ahmad

Pembaca yang budiman, silahkan dimanfaatkan kolom komentar di bawah ini sebagai sarana berbagi atau saling mengingatkan, terutama jika dalam artikel yang saya tulis terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut. Terima kasih.